Oleh : Neviana Athika
Bukankah sedari kecil, saat kita SD kita sudah diajarkan menulis? Ya menulis, apapun tulisan kita. Berawal dari menulis kata, rangkaian kata, kalimat, rangkaian kalimat hingga menuliskan apa yang kita dengar. Ketika kita diberi pertanyaan mengapa kita menulis, ada banyak alasan mengapa kita menulis. Ada yang beralasan menulis untuk mengikat ilmu, ada juga yang berpendapat menulis untuk menyalurkan hobi dan ada juga yang mengatakan menulis itu untuk mengasah bakat kita. Namun ketika pertanyaan itu singgah padaku ‘mengapa aku menulis?’ Cukup banyak alasan sebenarmya.
Bukankah sedari kecil, saat kita SD kita sudah diajarkan menulis? Ya menulis, apapun tulisan kita. Berawal dari menulis kata, rangkaian kata, kalimat, rangkaian kalimat hingga menuliskan apa yang kita dengar. Ketika kita diberi pertanyaan mengapa kita menulis, ada banyak alasan mengapa kita menulis. Ada yang beralasan menulis untuk mengikat ilmu, ada juga yang berpendapat menulis untuk menyalurkan hobi dan ada juga yang mengatakan menulis itu untuk mengasah bakat kita. Namun ketika pertanyaan itu singgah padaku ‘mengapa aku menulis?’ Cukup banyak alasan sebenarmya.
Berawal saat aku menghadiri acara perdana sebuah forum menulis di sebuah sekolah tinggi ilmu teknologi dan komputer. Saat itu aku berstatus sebagai tamu undangan acara launching. Ternyata di akhir acara semua yang hadir di sana diminta untuk menulis. Deadline tulisan setiap minggu. Dan harus menulis 2 tulisan, yang mana 1 sesuai dengan tema yang disepakati dan yang 1 dengan tema bebas. Keterpaksaan! Itulah alasan pertamaku mengapa aku menulis.
Tema tulisan pertama yang diminta panitia forum menulis itu adalah Kenapa Aku Harus Menulis.
Aku bingung mau menulis apa. Akhirnya kutuliskan apa saja yang kuinginkan. Pernah terbaca olehku sebuah ayat yang indah dalam Al-Quran, surat Al- alaq ayat 1 : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,. Iqra’, bacalah! Korelasi terdekatnya adalah tulisan; ada yang ditulis untuk dibaca dan pastinya harus ada yang menuliskan. Artinya perintah itu selain ada perintah membaca ada juga perinta untuk menulis. Allah saja memerintahkan kita untuk menulis, subhanallah, mengapa kita tidak mulai menulis?
Kemudian semakin hari semakin ingin saja menulis terutama ketika aku habis membaca suatu artikel, sebuah buku atau bacaan apapun, di koran, di majalah atau di mana pun. Aku ingin sekali menuliskan pendapatku, kesimpulanku tentang apa yang aku baca. Terlebih ketika aku dapat sharing dengan teman-temanku tentang apa yang aku baca, semakin ingin menuliskannya.
Begitu banyak alasan orang yang ingin menulis tetapi ada satu hal yang menarik perhatianku yaitu menulis dapat mempengaruhi pemikiran orang lain melalui tulisan yang kita buat. Waw, amazing!
Kembali lagi pada alasan mengapa aku menulis. Setiap minggu aku selalu menghadiri forum menulis yang rasanya semakin hari semakin menarik. Selain belajar menulis opini tentang sebuah tema, aku juga diajarkan menulis yang lain seperti cerpen, cerita fiksi, puisi dan lain sebagainya. Sangat menyenangkan dan hingga saat ini setiap hari aku selalu ingin menuliskan apapun yang kupikirkan. Walaupun yang ku tuliskan itu hanya sebuah kalimat penyemangat, yang biasanya ku tuliskan di facebook dan terkadang sebuah ayat yang indah dari Al-Quran sehingga mampu sebagai pengingat orang lain yang membacanya.
Naafi’un Li Ghairihi, bermanfaat bagi orang lain, inilah yang ku inginkan. Aku ingin tulisanku mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Manfaat yang baik tentunya. Aku ingin terus belajar hingga tulisan-tulisanku mampu mengungkapkan berjuta kebenaran yang sesungguhnya terjadi di dunia ini terutama tentang kebenaran atas begitu banyak kebohongan yang ada. Wallahu ‘alam bissawab.
No comments:
Post a Comment